Kamis, 04 Februari 2016

dongeng Anak yang Baik


ANAK YANG BAIK
 Di kisahkan di sebuah desa yang nyaman dan asri, hidup seorang janda yang bernama bu Khodijah sakit-sakitan dan seorang anak remaja yang bermana Salman yang sangat menyayangi ibunya. Pada suatu hari di pagi yang cerah dan menenangkan, Salman dan ibunya bercengkrama;
Ibu Khodijah : “anakku, kenapa kamu belum berangkat kerja? Nanti kamu kesiangan ketempat kerja” sambil memandang anaknya yang sedang menyiapkan makanan untuk ibunya
Salman :” tenang saja ibu ini masih pagi” katanya sambil menyiduk nasi untuk ibunya, “lagi pula aku belum menyuapi ibu dan memberi obat buat ibu, ibu tenang aja” katanya lagi, sambil mendekati ibunya.
Ibu Khodijah :” sudahlah nak ibu bisa makan sendiri, sekarang kamu siap-siap berangkat kerja supaya tidak kesiangan,” katanya sambil mau mengambil nasi yang di pegang anaknya itu.
Salman:” tidak bu, aku tidak akan berangkat kerja sebelum aku selesai menyuapi dan minum obat ibu”. Salman terus menyuapi ibunya sampai habis, lalu memberikan obat pada ibunya.
Ibu Khodijah:” terimakasih anakku, mungkin kalau tidak ada kamu disini tidak tahu nasib ibumu ini”, sambil membelai lembut kepala anaknya yang hendak pergi kerja.
Salman:” ibu jangan berkata begitu, mungkin kalau tidak ada aku juga ibu akan baik-baik saja, karena kita kan punya Sang Pemilik jagat raya ini, jadi ibu tidak perlu khawatir dengan semua itu” kata Salman yang sedang mencium tangan ibunya. “bu do’akan aku semoga hari ini pekerjaan aku di lancarkan dan di berkahi oleh Allah SWT” kata Salman sambil melangkah keluar rumah.
Ibu Khodijah:” ya nak berangkatlah dan kamu pun jangan lupa berdo’a untuk keselamatan kamu di perjalanan dan di tempat kerja” sambil menatap anaknya. Salman pun bersiap-siap berangkat Dia naik sepeda motor dan Salman berdo’a,”بِسْمِ اللَّهِ التَّوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللَّهِ "
 Dan Diapun tidak lupa baca do’a “سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَ مَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ لَمُنْقَلِبُونَ
Akhirnya Salman pun pergi dari hadapan ibunya yang masih menatap anaknya yang pergi, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar